Reportase Natal Gereja Santo Paskalis 2023
Natal Betawian di Paskalis
Perayaan Natal 2023 di Gereja St. Paskalis Cempaka Putih berlangsung meriah dengan dekorasi bernuansa betawi dan iringan musik Gambang Keromong.
Dekorasi natal bernuansa betawi berupa patung ondel-ondel dipasang di beberapa titik antara lain di depan pintu masuk, depan pintu utama gereja, area photobooth dekat toko buku, dan tak ketinggalan di depan gua natal. Kembang kelapa yang menjadi rambut ondel-ondel ditempel di dinding maupun tiang baik di dalam gereja maupun tiang tenda. Nuansa budaya Betawi juga ditampilkan dalam iringan musik Gambang Keromong. Beberapa lagu ordinarium atau lagu liturgi pokok seperti Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, Kudus serta lagu persembahan diiringi permainan Gambang Keromong.
Oma Tekla tinggal di Kelapa Gading ditemui setelah misa mengungkapkan kekagumannya “Bagus, ada betawiannya”. Sayangnya iringan Gambang Keromong hanya tersaji pada misa pertama saja.
Sajian Gambang Keromong persembahan komunitas Sanggar Ratnasari dipimpin Bang Ade. Rombongan dari Sanggar Ratnasari terdiri dari 4 personil yaitu Bang Ade penabuh Kendang, Bang Seto memainkan Kong Ahyan, Bang Yudi pada Kromong dan Bang Ade Amsir mengiringi dengan Gambang.
Menurut bang Ade, mereka sudah sering mengiringi perayaan misa di beberapa gereja sejak 2010 sehingga sudah merasa biasa dan tidak mengalami kesulitan meski ada dua lagu baru Anugerah dan Kemuliaan.
Misa di perayaan Natal di gereja Paskalis dilaksanakan dua kali pada jam 17.00 dan 20.00. Romo Thomas Ferry Suharto, OFM memimpin misa pertama dan Romo Yohanes Epa Prasetya, OFM memimpin misa kedua. Umat memenuhi seluruh area yang tersedia dari dalam gereja halaman, aula atas dan bawah, bahkan masih banyak umat yang tidak mendapatkan tempat duduk terpaksa berdiri.
Mengenang Natal di Greccio
Misa Natal di gereja St. Paskalis Cempaka Putih menjadi istimewa karena seluruh gereja di seluruh dunia dan keluarga Fransiskan mengenang 800 tahun St. Fransiskus Assisi merayakan natal perdana sekaligus mujizat Kandang Natal di Greccio yang kemudian diikuti umat katolik seluruh dunia membuat kandang natal.
Komentator membacakan sejarah singkat tradisi kandang natal yang menjadi tradisi gereja. “Harapan St. Fransiskus Assisi untuk merayakan Natal di Betlehem tidak terwujud waktu ia berkunjung ke Tanah Suci. Namun baginyasemua tempat bisa menujadi Betlehem baru asalkan Kristus dilahirkan Kembali di dalam palungan hati kita. Karena itu pada bulan Desember 1223, sekembalinya dari Roma untuk mendapatkan pengesahan Anggaran Dasar yang adalah pola hidup Injili, Fransiskus ingin berjumpa dengan Sang Injil sendiri yakni Yesus Kristus. Ia ingin menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kesederhanaan yang dialami Yesus ketika Ia dilahirkan ke dunia. Fransiskus pun mewujudkan suasana kelahiran Tuhan selaras dengan apa yang dibacanya dalam Injil, dengan membuat kendang Natal di Greccio. Apa yang dibuatnya itu akhirnya menjadi tradisi yang sampai saat ini menjadi kekayaan Gereja.”
Dalam misa tersebut juga diumumkan bahwa umat dapat memperoleh Indulgensi atau penghapusan hukuman dosa secara penuh bila sudah mengaku dosa dan merayakan perayaan ekaristi serta menyambut komuni pada misa Natal 2023. Selain itu berdoa untuk intensi Bapa Paus dan berdoa di kandang natal yang telah diberkati di gereja yang digembalakan para imam Fransiskan serta tindakan amal kasih.
Performa Apik Anak-Anak BIA
Misa Natal untuk anak dan keluarga dilaksanakan pada Senin 25 Desember 2023 jam 10.00. Misa Natal untuk anak dan keluarga yang dipimpin Romo Yohanes Epa Prasetya, OFM berlangsung meriah.
Misa Natal untuk anak dibuka dengan perarakan dan tarian dari anak-anak BIA (Bina Iman Anak). Tarian yang sederhana namun menggemaskan membuat umat lain yang menonton tersenyum. Misa Natal ini diiringi Paduan suara anak-anak dari Paskalis Children Choir.
Setelah Romo Epa membuka perayaan ekaristi dengan tanda salib kemudian mengantar misa dengan drama natal anak. Drama natal mementaskan lahirnya Yesus Kristus. Seluruh pemain drama merupakan anak-anak BIA yang berperan menjadi tokoh-tokoh dalam cerita Kitab Suci.
Seluruh pemain memberikan performa apik. Tidak selesai di situ, pada saat persembahan pun dibuka dengan tarian khas budaya Betawi oleh anak-anak dan di belakang diikuti oleh petugas yang membawa persembahan. Para petugas yang membawa persembahan pun menggunakan pakaian adat Betawi. Persembahan yang dibawa pun bermacam-macam mulai dari perlengapan perayaan Ekaristi, parcel, bunga, dan sepasang roti buaya, roti khas budaya Betawi.
Pembagian es krim dan goodie bag untuk seluruh anak-anak yang hadir pada misa tersebut oleh panitia menutup rangakaian perayaan natal anak dan keluarga. Pembagian es krim dan goodie bag di aula usai misa menambah hangat dan ceria suasana perayaan natal 2023. ***(E.L/T. A)