Sukacita Paskah Bagi Penyandang Difabel dan Anak-Anak di Gereja Paskalis
Jakarta, Komsos St. Paskalis — Gereja Santo Paskalis Paroki Cempaka Putih merayakan Perayaan Ekaristi Hari Minggu Paskah secara meriah dan berbeda. Perayaan Ekaristi Hari Minggu Paskah (20/4/24) pukul 10.00 WIB secara khusus dipersembahkan bagi penyandang difabel dan anak-anak.
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Paskah diikuti oleh penyandang difabel se-dekenat pusat Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan umat lainnya. Perayaan ekaristi berlangsung secara konselebran yang dipimpin oleh Romo Thomas Ferry Suharto, OFM. Selain itu, Gereja Santo Paskalis juga memfasilitasi juru bahasa isyarat agar umat penyandang difabel dapat mengikuti perayaan ekaristi secara lancar dan khidmat.
Secara khusus pada Ekaristi Hari Minggu Paskah, homili tidak diberikan oleh romo melainkan diganti dengan drama singkat. Drama tersebut dipersembahkan oleh Bina Iman Anak (BIA) dan Bina Iman Remaja (BIR) Gereja Santo Paskalis.
Drama yang dipersembahkan mengangkat tema “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Drama tersebut menggambarkan permasalahan pada anak-anak yang kecanduan bermain game online melalui ponsel pintar.
Singkatnya, drama tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan anak-anak yang kecanduan bermain game online sehingga membuatnya jauh dari keluarga maupun Tuhan. Pesan moral yang hendak disampaikan supaya dengan adanya kehadiran teknologi umat tidak dibutakan oleh kehidupan berkeluarga maupun relasi dengan Tuhan.
Ganesha, sebagai pemeran yang membacakan pesan moral pada drama tersebut menegaskan bahwa Tuhan selalu membuka pintu pertobatan bagi siapapun yang hendak kembali kepada-Nya. Lalu, keluarga adalah anugerah berharga yang tidak boleh diabaikan karena dunia digital. Melalui hal itu umat yang menonton drama diajak untuk kembali ke terang Tuhan melalui kesadaran dan pertobatan.
Setelah perayaan ekaristi selesai, anak-anak yang mengikuti ekaristi sampai akhir mendapatkan hadiah paskah yang dibagikan oleh panitia. Lalu bagi umat penyandang difabel secara khusus akan mengikuti kegiatan acara paskah bersama di Aula Gereja Santo Paskalis.
Kegiatan acara paskah tersebut diramaikan dengan ramah tamah bersama romo paroki, panitia, dan beberapa umat lainnya yang terlibat. Selain itu, acara tersebut juga diisi dengan beberapa perlombaan yang diikuti oleh teman-teman penyandang difabel seperti lempar boneka kelinci, estafet telur paskah, joget kardus, dan mencari telur paskah.
Setiap pemenang dari perlombaan tersebut mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh panitia. Tak hanya itu, para teman-teman penyandang difabel juga mendapatkan buah tangan sebagai hadiah paskah.
Teddy, salah satu penyandang difabel asal Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda Paroki Tangerang merasa bahagia dapat mengikuti kegiatan tersebut. Selain menyampaikan perasaannya, Teddy memiliki harapan besar agar setiap gereja mampu menyediakan interpreter bagi penyandang difabel. Serta sebaliknya bagi teman-teman yang tidak memiliki kekurangan bersedia belajar bahasa isyarat agar saling mengerti.
Harapan tersebut disampaikan berdasarkan pengalamannya ketika zaman dahulu ingin menerima sakramen pembaptisan bahkan sampai mengikuti perayaan ekaristi terasa susah. Menurut Teddy, kesusahan tersebut karena terbatasnya pelayan sakramen seperti kaum tertahbis yang belum mampu menggunakan bahasa isyarat.
Kini, Teddy merasa sudah terbantu karena di beberapa gereja di KAJ sudah mampu menyediakan juru bahasa isyarat ketika perayaan ekaristi seperti yang dilakukan oleh Gereja Santo Paskalis pada Hari Minggu Paskah ini. Namun, dirinya tetap berharap agar setiap gereja mampu memberikan fasilitas yang ramah bagi penyandang difabel supaya dapat memberikan kemudahan.