Renungan Minggu Advent II : Kerendahan Hati di Hadapan Allah
Bacaan Pertama: Bar. 5:1-9 Mazmur Tanggapan: Mzm. 126:1-2ab,2cd-3,4-5.6
Bacaan Kedua: Flp. 1:4-6,8-11 Bacaan Injil: Luk. 3:1-6
Bapak, ibu, saudara/saudari, teman-teman muda, dan anak-anak yang terkasih
Salam damai dan kebaikan!
Salah satu tokoh sentral pada masa advent ini selain Yesus dan Bunda Maria ialah Yohanes Pembaptis. Dia adalah tokoh yang mempersiapkan kedatangan Yesus Kristus. Dia sangat rendah hati. Injil menampilkan Yohanes Pembaptis hanya sebagai pembuka jalan bagi Yesus yang akan datang, yang jauh lebih besar dan berkuasa daripadanya. Makanya Yohanes dengan sadar berkata, “membuka tali kasutnya pun saya tidak pantas. (Lukas 3:16)”. Yohanes menyadari dan mengenal dirinya yang adalah manusia biasa ketika berhadapan dengan Allah.
Dalam bacaan ini, kita mendengar pewartaan Yohanes Pembaptis mengenai pertobatan karena Allah akan datang. Yohanes menghendaki agar manusia sungguh dimurnikan ketika menyambut Tuhan. Oleh karena itu, tekanan utamanya ialah bertobatlah dari dosa-dosamu dan berilah dirimu dibaptis. Ini mengingatkan kita akan pembaharuan diri dan pembersihan hati dalam menantikan sang Penebus kita. Yohanes Pembaptis menekankan bahwa persiapan kita harus matang, baik secara jasmani dan rohani.
Pewartaan Yohanes juga bernuansa kerendahan hati karena Yohanes menempatkan pribadi Yesus Kristus sebagai tokoh utama. Ia tidak meninggikan diri sendiri demi keuntungan pribadi. Oleh karena itu, sikap Yohanes Pembaptis menjadi suri teladan bagi kita dalam kehidupan sehari. Kita manusia diajak untuk berani menjadi pribadi yang rendah hati karena dalam kerendahan hati itu manusia akan semakin mengalami kekayaan rahmat Allah. Rendah hati berarti menutup diri dari kesombongan manusiawi dan terbuka terhadap rahmat Allah. Allah tidak menutup mata kepada setiap manusia yang mengharapkan bantuannya.
Inilah muatan pertobatan yang harus kita bangun, yaitu membersihkan hati dari sikap kesombongan dan mengisinya dengan kelemahlembutan dan kerendahan hati. Yakinlah bahwa Yesus akan memampukan kita bila kita terbuka dan sungguh menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan-Nya.
Sdr. Banus, OFM