Renungan Minggu Biasa XVII “Cara Tuhan Menjawab Doa Kita”
Renungan Minggu Biasa XVII
Cara Tuhan Menjawab Doa Kita
Bacaan I: Kej. 18:20-32, Bacaan II: Kol. 2:12-14, Bacaan Injil: Luk. 11:1-13
Ada seorang pemuda yang rajin berdoa, meminta sesuatu pada Tuhan. Tapi doanya tak kunjung terkabulkan. Meskipun demikian, dia tetap setia berdoa bahkan hingga hampir 1 tahun dia berdoa, belum terkabul juga. Dia melihat teman kantornya, orangnya biasa saja, tak istimewa, ibadah ke gereja pun jarang. Kelakuannya juga sering nggak beres, sering menipu, bohong sana sini. Tapi anehnya, apa yang dia doakan, semua dipenuhi.
Pemuda itu pun heran. Akhirnya, dia pun datang ke seorang pastor. Dia bercerita kepada pastor tentang permasalahan yang sedang dihadapi, tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat dan setia, sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan. Mendengar kisah pemuda itu, pastor itu tersenyum lalu bertanya kepada pemuda itu, “kalau Anda lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urak-urakan, main musik tidak benar, suaranya fals, bagiamana reaksimu?” Pemuda tadi menjawab, “segera saya kasih uang, nggak tahan melihat dan dengarkan dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula.”
Pastor bertanya lagi, “kalau pengamennya rapi, main musiknya enak, suaranya merdu, menyanyi lagu yang kamu suka, bagaimana reaksimu?” Pemuda ini pun menjawab, “Wahh…kalau itu saya dengarkan. Saya biarkan dia nyanyi sampai habis. Lama pun tidak masalah. Kalau pengamen urakan tadi saya kasih 2ribu, yang ini 100ribu pun aku rela.” Pastor pun tersenyum. “Begitulah Tuhan. Ketika melihat engkau yang taat dan setia datang menghadapNya, Tuhan betah dengarkan doamu, melihat kamu. Dan Tuhan ingin sering bertemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Tuhan, memberi apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia ingin menahan kamu lebih lama, biar lebih intim dengan Dia. Coba bayangkan, kalau doamu cepat dikabulkan, apa kamu bakal sedekat ini? Dan di penghujung nanti, apa yang kamu dapatkan jauh lebih besar dari apa yang kamu minta.” Begitulah cara Tuhan menjawab doa-doa kita!
Kisah singkat ini jelas menunjukkan kepada kita bahwa sang pemuda berkelakuan baik dan rajin berdoa, tetapi dia tidak sabar menunggu jawaban dari Tuhan. Dia membandingkan dirinya dengan temannya yang urak-urakan hidupnya tetapi setiap doa dan permohonannya dikabulkan oleh Tuhan.
Mungkin kita juga seperti sang pemuda ini, tidak sabar menunggu jawaban atas doa dan permohonan kita. Bahkan kita mungkin tidak lagi percaya pada kekuatan doa, dan menggerutu, “untuk apa berdoa? Tidak ada gunanya. Tidak ada untungnya.” Tetapi, haruskah kita menyimpulkan bahwa doa itu tidak ada untungnya? Benarkah doa itu tidak bermakna? Ternyata tidak! Tuhan punya cara yang teramat baik dalam menjawab setiap doa, pengharapan dan permohonan kita. Tuhan ingin kita lebih dekat dengan dia. Dia ingin kita lebih taat dan setia. Dia tahu apa yang terjadi atas hidup kita. Dia pun tahu apa yang kita butuhkan dalam hidup kita dan Dia memberi yang terbaik bahkan lebih dari yang kita harapkan, asal kita sungguh dekat denganNya dan bersabar terhadap rancangan dan rencana terindahnya untuk kita.
Dalam bacaan Injil tadi jelas, Yesus mengatakan “…Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya” (Luk.11:9-13).
Untuk itu, berserahlah pada Tuhan dan biarkan kehendak Tuhan yang terjadi atas hidupmu, seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk.1:39). Ungkapkan seluruh pengharapanmu dalam kepasrahan, ketaatan, dan kesetiaan pada Tuhan dalam doa yang tak jemu-jemu. Sebab doa adalah “suatu luapan hati, sebuah pandangan sederhana ke surga. Suatu luapan syukur dan cinta, baik di tengah penderitaan maupun sukacita.” Doa terkait dengan hati yaitu hati manusia dan hati Tuhan. Orang yang berdoa adalah orang yang berada dalam hubungan antara hati dengan hati; hatinya dan hati Allah. Orang yang berdoa adalah dia yang percaya bahwa hati Allah dipenuhi kasih yang tak terhingga, sekaligus meyakini bahwa hati Allah mampug menampung segalanya. Dalam hati Allah ada ruang untuk setiap orang. Orang yang berdoa adalah dia yang berada dalam hati Allah, dalam kerahiman Allah.
Bersama para murid dalam Injil hari ini, dengan rendah hati kita memohon kepada Yesus, “Ajarilah kami berdoa…dan berserah padaMu, Tuhan” (bdk, Luk.11:1). AMIN* [Rm. Jimmy Hendrik Rance Tnomat, OFM]