Transformasi Gereja di Era Digital: Model Pastoral dan Partisipasi Umat Pasca Pandemi

seminar kebangsaan
Seminar Kebangsaan “Transformasi Gereja di Era Digital: Model Pastoral dan Partisipasi Umat Pasca Pandemi”

gerejapaskalis.or.id – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Gereja Santo Paskalis-Paroki Cempaka Putih dan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, panitia Hari Ulang Tahun Gereja mengadakan Seminar Kebangsaan dengan tema “Transformasi Gereja di Era Digital: Model Pastoral dan Partisipasi Umat Pasca Pandemi.” Seminar ini diadakan pada Sabtu (27/08/2022) di aula Santo Fransiskus-Lantai 2 Gedung Karya Pastoral, Jl. Letjen Suprapto KavC1/23-Cempaka Putih, dihadiri oleh 200-an peserta.

Dalam sambutannya, Pastor Kepala Paroki, Rm Jemianus Hendrik Rance Tnomat OFM menyatakan bahwa seminar ini dilandasi oleh pemikiran bahwa perkembangan digital (media sosial) sungguh sangat pesat dewasa ini. Dengan adanya perkembangan itu, manusia seolah-olah membawa dunia di genggaman tangannya. Akses informasi menjadi semakin mudah dan cepat. Kehadiran digital bahkan menyatu dengan kehidupan kita saat ini, dan kalau mau jujur kehadirannya tidak hanya telah mengubah banyak hal dalam tatanan kehidupan sosial, tetapi juga telah mengubah perilaku keagamaan. “Kita semua tahu situasi yang terjadi pada saat Pandemi COVID 19. Perilaku ibadah yang selama ini dibatasi oleh ruang dan waktu yang menjadi standar baku keimanan seseorang, justru kini tidak lagi demikian. Tidak hanya terkait dengan ruang dan waktu peribadatan, bahkan lebih dari itu, liturgi gereja yang selama ini disakralkan pun turut berubah disesuaikan dengan kebutuhan zaman” kata Pastor Kepala yang akrab disapa Rm. Jimmy. Mengutip apa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus di Korea Selatan baru-baru ini (16-19 Agustus 2022), Rm Jimmy mengatakan bahwa, alat komunikasi modern dapat menjadi “sarana yang kuat untuk membina persekutuan dan dialog dalam keluarga kita”, juga dapat menjadi “tempat racun, ujaran kebencian, dan berita palsu.” Untuk itu, sebagai orang Katolik, perlu kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial baik sebagai media pewartaan tetapi juga sebagai media untuk melawan ujaran kebencian, hoax, dan berbagai berita kebohongan.

Narasumber yang dihadirkan dalam seminar ini adalah Philip Gobang (Staf Khusus Menkominfo Bidang Komunikasi Politik), Yustinus Prastowo (Staf Khusus Menkeu Bidang Komunikasi Strategis), Rm. Dr. Andreas Atawolo OFM (Dosen Teologi Dogmatik STF Driyarkara), Priscilia Cynthia dan Joseph Kenny (Orang Muda Katolik dan Pengguna Aktif Media Sosial).

Dalam kaitannya dengan bidang gerejawi Rm. Dr. Andreas Atawolo OFM merefleksikan bahwa walaupun kemajuan teknologi tidak dapat menggantikan kontak personal manusia sebagai makhluk indrawi, hal ini tetap mampu melengkapi dinamika hidup kristiani untuk menghayati Iman. Dengan semangat aggiornamento, Gereja terbuka pada kemajuan dunia digital, tanpa bergantung kepadanya. Gereja menerima kemajuan tersebut sejauh berguna untuk kebaikan manusia dan menjadi sarana pewartaan. “Di luar jaringan tidak ada keselamatan” seru Rm. Andre, begitu ia dikenal, terkait kesan Gereja terhadap kemajuan teknologi.

Dalam konferensi pers, Rm. Andre OFM mengajak umat untuk menyadari Ekaristi sebagai kekayaan Kristiani dan menyediakan waktu hening dalam rutinitas harian. “Ini kesempatan bagi orang-orang zaman sekarang untuk berefleksi secara mendalam di tengah banjiran informasi dan kesibukan dunia” ujar Rm. Andre.

Sementara itu, Philip Gobang menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 berdampak pada tingginya aksesibilitas masyarakat pada internet sebagai suatu upaya meneruskan kegiatan interaksi sosial, seperti kerja, beribadah, pasar, dan lain-lain. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kominfo, membantu masyarakat dengan memajukan infrastruktur, pemerintah, ekonomi, dan masyarakat digital di seluruh daerah di Indonesia. “Pemerintah mengharapkan agar masyarakat, terutama kaum muda dapat menggunakan kemudahan akses internet yang diupayakan dengan baik, terutama dalam sektor ekonomi, dan sosial” ujarnya.

Menyempurnakan pendapat narasumber lainnya, Yustinus Prastowo menyinggung buruknya pengaruh kemajuan dunia digital terhadap manusia, diantaranya meningkatnya ketidakpedulian, keegoisan, narsisme, hilangnya kebertubuhan dengan lingkungan terdekat, gagap berefleksi di tengah kebanjiran informasi. Ada perubahan dalam habitus yang ekstrim pada setiap orang yang belum diimbangi dengan adanya edukasi menyuluh. “Menanggapi hal ini, Gereja harus meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan reflektif agar umat mampu menggunakan media digital secara efektif” sarannya terhadap Gereja. Yustinus mengharapkan agar pemanfaatan kemajuan digital tidak hanya menjadikan pemuda sebagai reseller, tetapi sebagai produktor yang memajukan ekonomi bangsa. “Upaya ini dilakukan supaya kontributor pasar kita tidak hanya menguntungkan pihak asing” serunya saat ditanya wartawan Suara Nusantara.

Dalam perspektif kaum muda, Priscilia Cynthia dan Joseph Kenny menyesuaikan diri dengan kemajuan dunia digital. Berdasarkan perhatian terhadap dunia kerja kaum muda, mereka menyediakan aplikasi Job Ready sebagai jasa yang menghubungkan perusahaan-perusahaan dan para pencari kerja. “Awalnya kami melakukan secara manual. Dengan meningkatnya, kemajuan digital, kami memutuskan untuk melayani melalui aplikasi digital” jelas Priscillia. Sementara itu, Kenny mengungkapkan niatnya bahwa “Kami ingin membuka dan memberikan kerja kepada minimal 5 juta orang dalam beberapa tahun ke depan. We want to be the best in Southeast Asia.”

Melalui seminar ini, para narasumber mengharapkan agar umat menjadi manusia kristiani yang autentik di tengah kemajuan dunia digital. “Kita harus mengambil bagian dalam perkembangan dunia” demikian closing statement dari Philip Gobang.

Dalam seminar ini, panitia juga menghadirkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Paroki yang dikoordinir oleh Seksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan membuka bazaar di aula Santa Clara (Aula Bawah-GKP).*** [Fr. Aldi OFM dan Rm. Jimmy OFM]

Foto-foto Kegiatan Seminar Kebangsaan

Previous slide
Next slide

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *