Ke Restoran Bawa Nasi Sendiri

gerejapaskalis.or.id – “Ke restoran kok bawa nasi sendiri” Celetuk Oma Freddy saat rapat evaluasi ziarek lingkungan IV Wilayah Antonius. Semua tertawa mendengar celetukannya. Menurut Oma Freddy, semua peserta temasuk para lansia dan anak-anak yang ikut sangat gembira dan terhibur sepanjang acara ziarek sejak berangkat sampai pulang.

Ziarah dan rekreasi (ziarek) lingkungan IV wilayah Santo Antonius paroki Cempaka Putih rencananya dilaksanakan bulan Mei. Namun karena pada bulan Mei beberapa panitia masih disibukkan dengan urusan pekerjaan dan dikhawatirkan tidak nyaman berziarah karena tempat ziarah yang akan dikunjungi dipenuhi peziarah lain, maka pelaksanaan ziarek diundur pada Sabtu 10 Juni 2023.

Ke Restoran Bawa Nasi Sendiri

Tujuan ziarek antara lain gua maria Maria Pengurai Simpul Masalah, dilanjutkan ke Taman Doa di gereja Santo Fransiskus Cibadak, tempat wisata sekitar Sentul, Gua Maria Maria Penolong Abadi gereja Santo Vincentius Gunung Putri dan terakhir makan malam di Kawasan Gunung Putri.

“Saya mah disuruh kumpul jam 4, Jam 2 udah bangun, langsung telpon Bu Edi” kata Oma Freddy penuh semangat.

“Saya mengagumi semangat para senior, saya yang muda kalah.” Kata Bang Dito, seksi acara. Sementara koordinator acara, Mas Wedi menyampaikan permohonan maaf “Saya mohon maaf, saya kurang aktif terlibat karena ini pengalaman pertama sebagai seksi acara. Saya sampai tidak bisa tidur memikirkan acaranya, makanya saya datang agak telat. Sekali lagi mohon maaf” ucap Mas Wedi.

Jam 04.00 bis Sudah menunggu di depan toko ban di jalan letjen Suprapto. Tiga puluh lima menit kemudian, bis Blue Star berangkat menuju pemberhentian pertama di Kawasan Sentul, Bogor. Di dalam daftar peserta tercatat 38 peserta yang terdiri dari 1 anak balita beberapa anak usia sekolah dasar, beberapa remaja, dewasa dan lansia.

Kurang lebih sejam perjalanan, rombongan tiba di tujuan pertama ziarek, gua maria Maria Pengurai Simpul Masalah di gereja Kristus Raja. Gereja tersebut berada di dalam wilayah komplek Departemen Pertahanan, Kawasan Sentul.

Sebelum doa rosario dimulai, seksi acara menjelaskan singkat tentang devosi kepada Bunda Maria Pengurai Simpul Masalah. Umat diajak untuk tidak sekedar berdoa memohon terkabulnya ujub permohonan tetapi mengenal sejarahnya sehingga ujub yang dimohonkan sungguh-sungguh dari hati.

Selesai berdoa, rombongan beristirahat sejenak dan sarapan bersama. Menu sarapan sumbangan donatur berupa nasi uduk, orek tempe, telur, sambel dan kerupuk. Seluruh peserta menikmati kebersamaan di aula yang bersebelahan dengan gereja.

Perjalanan dilanjutkan menuju pemberhentian kedua di Taman Doa di Gereja St. Fransiskus Assisi Cibadak. Di dalam bis peserta diabsen satu persatu, setiap peserta yang disebut Namanya menjawab dengan desahan aah, iiih, uuh, eeeh, ooh dengan ekspresi masing-masing. Kelucuan tingkah peserta yang diabsen muncul pada momen tersebut.

Ke Restoran Bawa Nasi Sendiri

Ada desahan biasa, ada desahan menggoda ada desahan malu malu ada juga desahan kaget alias menjerit karena masih ngantuk atau melamun, tiba-tiba diabsen. Peserta lain bersorak setiap mendengar desahan peserta yang diabsen.

Sekitar jam sepuluh pagi, bis yang mengantar rombongan tiba di halaman parkir Sekolah Mardi Yuana Cibadak Sukabumi. Rombongan kemudian berjalan ke arah gereja melewati samping sekolah. Di taman doa gereja St. Fransiskus ini, ibadat jalan salib dipandu oleh anak-anak dan remaja. Mereka bertugas membacakan renungan setiap perhentian jalan salib. Anak-anak dan remaja gembira karena dilibatkan dalam ibadat, meski kadang terbata-bata saat mengeja bacaan renungan dan doa.

Selesai Ibadat, peserta dibebaskan untuk berdoa masing-masing di beberapa titik tempat doa yaitu Gua Maria, Ruang Adorasi dan ruang Makam Yesus.

Pukul 11.30 seluruh peserta berkumpul di aula. Romo Markus Santoso menyapa dan mengajak rombongan untuk santap siang bersama. Tersaji di meja makan, masakan khas sunda, sayur asem dengan lauk ikan asin, ayam goreng, tahu tempe goreng, lalapan dan sambel. Buah semangka dan jus jambu menjadi sajian penutup. Suasana yang nyaman dan teduh, ditambah rasa lapar membuat peserta sungguh menikmati hidangan.

Setelah semua kenyang masih tersisa nasi dalam wadah termasuk lauknya. Puas makan, masih ditempat yang sama peserta diajak untuk bermain game dan kuis berhadiah.

Bis berangkat lagi menuju perhentian ketiga yang direncanakan ke tempat wisata di Kawasan Sentul. Namun sayang diperjalanan menuju arah Kawasan wisata Sentul macet parah. Panitia mulai mengatur ulang susunan acara. Game dan kuis berhadiah yang ditawarkan seksi acara tidak mampu menggairahkan situasi. Peserta lelah dengan situasi macet ditambah kenyang selepas makan siang, apalagi bangun sejak sebelum ayam berkokok membuat semua peserta mengantuk dan akhirnya lelap.

Perjalanan selama tiga jam dari Cibadak menuju Sentul akhirnya membatalkan rencana rekreasi. Laju bis akhirnya diarahkan ke sebuah gereja St. Vincentius Paulo di Gunung Putri. Di Dalam gereja semi permanen tersebut rombongan diajak berdoa sejenak di gua maria Santa Maria Pembantu Abadi.

Ke Restoran Bawa Nasi Sendiri

Di area gua maria yang terasa sempit itu, peserta bergantian berdoa. Harap maklum, gua maria memang sempit karena meski sudah mendapat izin membangun gedung sejak tahun 2001 namun demo penolakan pembangunan gereja membatalkan seluruh rencana pembangunan. Jadilah gereja Santo Vincentius Paulo berikut gua maria dibuat sederhana.

Hanya sebentar di gereja Vincentius karena beberapa saat kemudian akan dimulai misa sabtu sore. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah restoran, Teras 27, untuk santap malam. Disitu atas kebaikan donatur, santap bersama dinikmati bersama pengunjung lain. Tak lupa nasi dan lauk sisa makan siang turut dibawa dan dinikmati bersama, tidak boleh ada yang tersisa. Terasa aneh, ketika makan direstoran membawa nasi sendiri, “Tenang… yang punya restoran temennya donatur” Kata Ibu Lusia, Ketua Lingkungan, menenangkan peserta.

Setelah berfoto bersama di depan restoran, perjalanan pulang sangat lancar. Sekitar jam 20.00 hampir semua peserta sudah ada di rumah masing-masing.

“Ziarek itu ziarah dan rekreasi tapi kita bener-bener ziarah kemarin itu. Karena semua yang dikunjungi itu gereja dan gua maria” Terang Pak Irwan ketua panitia ziarek.

“Yang perlu dikoreksi adalah kurangnya komunikasi sehingga anak-anak kurang mendapat perhatian.” Tutur ketua lingkungan mengevaluasi panitia.

Bang Dito, anggota tim acara menjelaskan, “Ya mohon maaf karena, satu, kami ini baru pertama jadi seksi acara,kurang pengalaman. Kedua, sudah gitu pesertanya campur dari balita sampai lansia. Mungkin harus ada perempuannya di seksi acara agar bisa perhatian ke anak-anak.”

Bang Dito melanjutkan “Makanya ketika di bis itu saya kasih games. Dan yang antusias menjawab, anak-anak. Peserta yang dewasa kan tidak ada yang bisa jawab sampai selesai?”

Games yang dimainkan Bang Dito adalah permainan sederhana berupa pertanyaan “Bagaimana cara memasukkan gajah ke dalam kulkas???” Tanya Bang Dito. Aku… aku…. Semua anak-anak berteriak mau menjawab.

“BUKAK KULKASNYA MASUKIN GAJAHNYA….” Jawab beberapa anak antusias penuh semangat

“Terus kalo cara msukin jerapah ke dalam kulkas bagaimana?” Kembali anak-anak berebut menjawab“BUKAK KULKASNYA, KELUARIN GAJAHNYA TERUS MASUKIN JERAPAHNYAAAA….” Anak- anak masih semangat. Semua jawaban benar.

“Nah sekarang ada cerita, suatu hari Singa si Raja Hutan mengundang semua biantang berkumpul tapi ada satu binatang yang tidak hadir siapa? Kali ini meski semua berebut menjawab tapi tidak ada satupun yang benar.

“Jawaban yang bener adalah Jerapah.”

“Kok Jerapah???” tanya anak-anak. Sementara semua peserta dewasa diam saja, bukan diam karena tidak mau mengganggu acara tapi karena bingung tidak tahu jawabannya sejak pertanyaan pertama.

“Kan Jerapahnya masih di Kulkas.” Jawab Bang Dito enteng. ***(masaji)

You may also like...

1 Response

  1. Dito Arwan Ambarita says:

    Semoga di next kesempatan jauh lebih baik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *